Tax Amnesty merupakan Undang-Undang yang menjadi isu hangat 2016 dan berakhir pada Maret 2017. Kebijakan Tax Amnesty mengharuskan pihak bank menjadi pihak penerima dana repatriasi. Terkait hal itu, berdasarkan isu ekonomi finansial 2015 hingga 2016 terdapat saham bank yang selalu diburu oleh investor karena saham yang likuid. Saham perbankan yang paling dipertimbangkan untuk diperdagangkan yaitu Bank Central Asia (BBCA), Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) karena masuk dalam kelompok saham LQ45. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran data volume, mengetahui efek adanya intervensi akibat Tax Amnesty, dan mendapat kesimpulan mengenai likuiditas saham sebelum dan selama Tax Amnesty dari model ACD. Model ACD merupakan model alternatif lain di luar intervensi. Analisis intervensi yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat efek intervensi diberlakukannya Tax Amnesty pada volume saham perusahaan BMRI dan BBNI, namun tidak pada BBCA dan BBRI. Model intervensi yang terbentuk belum memenuhi distribusi normal. Model ACD menghasilkan bahwa volume transaksi lebih likuid dilihat dari durasi yang tinggi pada periode Tax Amnesty. Durasi menunjukkan kejadian volume transaksi yang rendah, jadi bila nilai durasi tinggi maka volume transaksi rendah jarang terjadi. Hanya saja, pada saham BBRI tidak dapat dibandingkan sebelum Tax Amnesty dan setelah Tax Amnesty karena data tidak terdapat efek ACD dilihat dari parameter konstanta saja yang signifikan dalam model.
Real Time Impact Factor:
Pending
Author Name: Luh Putu Shintya Handayani and Dedy Dwi Prastyo
URL: View PDF
Keywords: Autoregressive Conditional Duration; Analisis Likuiditas; Intervensi; Model Error Multiplikatif
ISSN: 0216-308X
EISSN: 2721-3862
EOI/DOI: http://dx.doi.org/10.12962/j27
Add Citation
Views: 1